Feeling Content

Apa kabar Anda hari ini?

Apakah Anda menganggap diri Anda merasa puas dengan pencapaian Anda hari ini?

Jika Anda kesulitan menjawab pertanyaan kedua, Anda tidak sendiri. Di zaman sekarang ini, sulit mencari rasa puas, sebab standar kepuasan dan kebahagiaan selalu disandarkan dengan “umumnya” dan “rata-rata orang lain”. Jarang yang secara sadar bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan dalam hidup? Apa yang membuat diri Anda merasa cukup?

Saya juga sering berada di situasi terlalu mementingkan apa kata orang daripada mendengarkan kata hati. Apa yang saya lakukan, bersandar pada apa yang orang lain inginkan dari saya. Bukan karena saya ingin benar-benar melakukannya. Akhirnya hidup hanya sekedar hidup, mengerjakan segala sesuatu karena terpaksa. Tidak ada sesuatu yang membuat saya semangat untuk bangun pagi dan menjalani aktivitas di hari itu dengan terpaksa.

Foto oleh Andrea Piacquadio

Padahal, saya tahu bahwa waktu kita sangat terbatas. Kita diberi jatah waktu yang sama oleh Tuhan, tidak ada yang dilebihkan. Tapi saya lupa, bahwa sebenarnya waktu itu bisa dimaksimalkan penggunaannya, sehingga terasa cukup, bahkan cukup leluasa untuk mengerjakan banyak aktivitas. Caranya adalah dengan menggunakan waktu tersebut secara efektif dan efisien. Besungguh-sungguh pada suatu urusan, kemudian bersungguh-sungguh melakukan urusan yang lain. Dengan demikian, waktu kita akan berkah.

Keleluasaan waktu tersebut ditandai dengan banyak hal yang bisa kita kerjakan dalam satu hari. Ada yang kita capai dalam satu minggu. Satu bulan kita mendapatkan hasil yang kita ingin capai. Hitungan tahun, kita semakin dekat dengan tujuan besar kita. Begitulah, jika waktu kita berkah. Jika yang terjadi sebaliknya, kita akan merasa frustrasi karena seakan-akan waktu berjalan dengan cepat, sedangkan kita jalan ditempat. Tidak ada pencapaian yang berarti, bikin kita terus-menerus overthinking.

Solusinya bagaimana?

Carilah kegiatan yang membuat Anda feeling content. Anda merasa puas dengan apa yang Anda lakukan. Penuhi tangki cinta Anda, lakukan self love, supaya Anda dapat menuangkan cinta kepada orang lain. Orang yang tidak merasa penuh tangki cintanya, akan sulit mencintai orang di sekitarnya. Orang yang memiliki lebih, akan bisa memberikan sesuatu kepada orang lain. Jika impian Anda adalah bermanfaat bagi orang lain, jangan lupa, Anda juga harus bermanfaat bagi diri sendiri dulu.

Selesai dengan diri sendiri, begitu kalimat yang saya sering dengar untuk mencapai feeling content. Jika Anda kurang memperhatikan diri Anda sendiri, maka kemungkinan besar Anda tidak bisa maksimal memberikan perhatian pada orang lain. Bagaimana mau memenuhi hak orang lain, hak diri sendiri saja tidak dipenuhi? Anda mungkin akan berkilah bahwa saya tidak memperhatikan diri saya karena saya sibuk memperhatikan orang lain. Hal ini mungkin saja benar, tapi sebaiknya tidak dilakukan.

Anda akan cenderung menyalahkan diri sendiri, mengapa saya seperti ini? Atau menyalahkan orang lain, saya sudah memperhatikan kalian, kenapa kalian tidak memperhatikan saya? Dan seterusnya. Tentunya, Anda bisa mengubah keadaan tersebut dengan berbuat baik pada diri Anda sendiri sebelum menyalahkan diri sendiri maupun orang lain.

Contohnya adalah saat Anda melakukan kesalahan akibat Anda tidak tahu. Sebenarnya, Anda bisa menyalahkan diri sendiri, mengapa Anda tidak tahu? Kenapa bisa tidak tahu? Kenapa saya tidak belajar sehingga berbuat kesalahan fatal? Inilah contoh bahwa memperhatikan diri sendiri itu artinya Anda mencintai diri sendiri. Bukan egois. Jika Anda tidak membiarkan diri Anda bodoh (dengan rajin belajar), maka Anda tidak membiarkan diri Anda berbuat kesalahan yang fatal. Anda juga terhindar dari sikap menyalahkan orang lain.

Selesai dengan diri sendiri.

Saya sendiri masih belajar untuk mencintai diri saya sendiri, karena saya ingin membagikan cinta saya kepada orang di sekitar saya. Saya memiliki tujuan hidup, sehingga setiap langkah saya, saya maksimalkan untuk meraih tujuan hidup saya. Jika saya tidak feeling content, maka saya akan sulit mencapai tujuan tersebut. Ngurus diri sendiri aja nggak becus, mau ngurusin masalah dunia.

Terakhir, saya hanya ingin bilang pada Anda yang sering menyalahkan diri sendiri, menganggap diri Anda egois, dan seterusnya. Mulai sekarang, peluklah diri Anda sendiri, jangan menggantungkan kepada orang lain untuk mengisi tangki cinta Anda. Penuhi diri Anda dengan hal-hal yang Anda sukai. Jangan sibuk memikirkan penilaian orang, karena hal itu akan membuang waktu Anda. Tidak ada habisnya.

If you feel content, you’re satisfied and happy. Anda akan bisa memberikan cinta kepada orang lain, kalau Anda sudah bisa mencintai diri sendiri.

Indriani Taslim

Madiun, 21 Juni 2023

Tantangan 100 hari menulis — hari 25/100

Leave a comment